SABTU, 29 OKTOBER 2011
Pempek Pak Raden
Pempek, sebagai penganan, sudah sangat popular. Di Palembang, pempek pun biasa dijadikan makanan pokok. Namun di luar kota yang dibelah sungai Musi itu, pempek lebih dikenal sebagai cemilan atau sekedar snack. Bagi peminat produk olahan ikan ini, walaupun cuaca panas terik pun tetap terasa nikmat dan gurih. Apalagi kalau diolah dengan ikan belida, gabus, atau tenggiri yang segar (bukan bekuan), maka akan sangat terasa kelezatannya. Rasanya tak lengkap jika sedang berkunjung ke Palembang, tak membawa pempek sebagai buah tangan. Maka dari itu , pada tugas kali ini, kami meneliti usaha penjualan pempek Palembang yang dikelola oleh Ahmad Rivai Husein. Beliau membuka usaha restoran pempek yang ia namai ‘Pempek Pak Raden’ .
Restoran pempek yang berdiri sejak tahun 1980-an ini awalnya memang berasal dari Palembang. Namun seiring dengan perkembangannya, pempek Pak Raden ini kemudian membuka cabang di Jakarta pada tahun 2000, tepatnya di daerah sekitar Pasar Minggu. Dalam penggunaan bahan bakunya , yang membedakan pempek Pak Raden dengan pempek yang lain adalah penggunaan bahan baku ikan. Berbeda dengan pempek lainnya, mereka menggunakan ikan air tawar sebagai bahan baku utamanya, yakni ikan gabus. Ikan gabus digunakan agar rasa dan aroma khas pempek tidak berbau amis seperti kebanyakan pempek lainnya. Proses pembuatan pempeknya sendiri tidak ada perbedaan dengan pempak lainnya, yakni dengan menggiling ikan dan mencampurnya dengan tepung serta bumbu lainnya. Tidak lupa racikan air cuka untuk bumbu pempek yang menjadi salah satu poin penting dalam citarasa pempek.
Berbeda dengan pempek lainnya, saat disantap, pempek Pak Raden terasa “ringan” dan pas dilidah. Tidak amis dan sangat lezat. Apalagi saat irisan ketimun dan bubuk udang rebon bercampur dengan segarnya kuah cuka yang disiram diatas pempek. Bagi yang ingin mencoba semua pempek, ada menu gabungan yang disebut pempek campur. Semua pempek yang ada didalam daftar menu bisa kita nikmati dengan porsi yang sesuai dengan perut kita. Harga yang ditawarkan pun ekonomis, yakni mulai dari 4 ribu hingga 12 ribu Rupiah saja.
Karena menggunakan ikan gabus sebagai bahan pembuatan pempek , limbah dari sisa pembuatan pempek terbilang minim, walaupun memang masih terdapat sisa limbah. Sisa dagingnya digunakan untuk pembuatan kerupuk ikan sebagai pelengkap hidangan pempek.
Pempek terbuat dari bahan baku ikan yang sudah jelas kehalalannya. Mereka sengaja mensertifikasi pempek mereka untuk menciptakan rasa aman dan nyaman konsumen atas kehalalan pempek yang dimakannya. Pempek Pak Raden berkembang karena menjaga mutu. Salah satu aspek mutu yang menjadi prioritas pempek Pak Raden adalah halal. Menurut penuturan pengelola, saat ini mereka berusaha menjaga konsistensi kehalalan produk yang dihasilkan, melalui manajemen pengawasan halal yang disebut Sistem Jaminan Halal. Mereka tidak ingin status kehalalan produk mereka hanya sebatas ketika mendapatkan sertifikat halal saja. Tidak hanya selesai sampai di situ, tapi seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar